Monday, October 17, 2011

Berita hari ini

PULUHAN TENAGA KERJA TERLANTAR
Rabu 12 oktober 2011 Sebanyak 59 warga Beluk Kupang Nusa Tenggara Timur terlantar disebuah rumah singgah Provinsi Bali. Warga Kupang yang sempat bekerja di Riau selama 6 bulan akhirnya pulang karena merasa tertipu oleh sebuah penyalur tenaga kerja yang akan memperkerjakan mereka ke Riau. Sebelum samapai di Bali, mereka terlantar di Surabaya sampai akhirnya dinas sosial memfasilitasi mereka untuk pergi ke Bali.
Dari sejumlah warga yang berkumpul dirumah singgah itu, mereka terbagi dari dari 6 desa di BELU Nusa Tenggara Timur, sebelum bekerja di Riau mereka direkrut dan disuruh mendaftar dengan biaya pendaftaran berfariatif, ada yang Rp. 10.000 dan ada pula yang Rp. 100.000. setelah pendaftaran itu mereka diberangkatkan dari Kupang menuju Surabaya kemudian menuju Riau.
Selama berada disana mereka tinggal disebuah hutan dengan menggunakan terpal. Bila menuju ketempat kerja mereka dijemput menggunakan perahu bots. Tidak ada tempat makan, makan sesuai dengan yang dibawa oleh mandor ketempat mereka bekerja. Biaya makan yang dulu dijanjikan dapat dari perusahaan tetapi tidak ada sama sekali, malahan uang hasil mereka selama bekerja dipotong untuk hutang-hutang makan mereka selama berada disana.
Mereka diberangkatkan pada bulan april untuk menanam pohon Akasia di kabupaten palalawang Riau, selama enam bulan mereka dikontrak dan harus menyelesaikan 200 sampai 400 hektar. mereka juga di janjikan akan mendapat upah 500.000 per hektar mulai dari penanaman, penyemprotan dan pembabatan.
Jam kerja yang ditentukan pun tidak ada, seberapa cepat mereka menyelesaikan pekerajaan untuk menanam pohon akasida itu gaji yang mereka hasilkan. Dalam waktu 6 bulan mereka ditargetkan mengerjakan 447 hektar lahan. Biasanya mereka bekerja dari jam 07.00 hingga jam 17.00 dan beristirah hanya pada pukul 12.00 untuk makan siang. Mereka dibagi dalam beberapa kelompok, 1 kelompok terdiri dari 10 samapai 15 orang. sebelum diberangkatkan ke Riau para tenaga kerja tersebut diiming-imingi akan membawa uang sebesar 30 samapai 40 juta per orang dalam waktu enam bulan, tetapi kenyataannya selama 6 bulan mereka hanya mendapat upah sebanyak 1.5 juta perorang dan yang paling besar hanya 3 juta.  Karena telah dipotong hutang makan mereka selama bekerja. Uang makan dan transportasi keberangkatan yang dijanjikan pun tidak di beri malah dipotong dengan gaji mereka. Selain para pekerja ini disinyalir masih terdapat beberapa pekerja yang tidak jelas nasibnya.
Dinas sosial provinsi bali bekerja sama dengan perwakilan masyarakat BELU rencananya akan memulangkan mereka kamis depan. Kini mereka hanya berharap bisa pulang kekampung halaman mereka dengan selamat. (Ari)